20 October 2017

33 Fauna Khas Provinsi di Indonesia (Part 1)

Negara kita tercinta Indonesia dikenal dengan keberagamannya. Suku, budaya, serta aneka kuliner dan bahasa selalu beragam di setiap daerah dari Sabang sampai Merauke. Keberagaman Indonesia tidak cukup sampai di situ, ragam fauna di Indonesia pun sangat banyak di setiap provinsi, hingga setiap provinsi memiliki fauna simbolisnya sendiri. Nah, untuk memperkuat rasa cinta kita terhadap Indonesia, #CumaKicauan merangkum berbagai jenis fauna yang menjadi icon setiap provinsi di Indonesia. Mari kita simak!


1) Aceh (Ceumpala Kuneng)


Burung Ceumpala Kuneng (Trichixos Pyrropygus) adalah burung yang mendiami Indonesia, Semenanjung Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailaind. Di Indonesia, Burung Ceumpala Kuneng (Trichixos Pyrropygus) tersebar bukan hanya di Aceh saja namun dapat kita jumpai hamper di seluruh pulau Sumatera dan Kaliamantan. Habitat burung Ceumpala Kuneng meliputi hutan dataran rendah, daerah rawa gambut, huta berdaun lebar dengan ketinggian dibawah 1.200 meter dpl. Burung Ceumpala Kuneng (Trichixos Pyrropygus) termasuk hewan langka dikarenakan tingkat kerusakan hutan yang membuat populasinya menurun serta  adanya perburuan liar untuk diperjualbelikan sebagai burung peliharaan. Burung Ceumpala Kuneng (Trichixos Pyrropygus) mempunyai ukuran sedang sekitar 21 cm dan berekor panjang. Warna bulunya cokelat keabuan tua mengkilap dengan ciri khas alis putih yang terbentuk diatas mata, serta paruh hitam ramping tajam. Sebagian dada dan perut sampai pangkal ekor dan punggung berwarna kuning kemerahan sedangkan ujung ekornya berwarna  hitam dengan pinggir putih pada bagian bawahnya. Sedangkan untuk burung betina lebih cokelat serta tidak mempunyai alis putih. Burung Ceumpala Kuneng (Trichixos Pyrropygus) telah menjadi burung kebanggan sejak masa Sultan Iskandar Muda (107-1636) dan banyak disebut dalam hikayat Aceh. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kemudian ditetapkan sebahai fauna identitas provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.



2) Sumatera Utara (Beo Nias)


Beo Nias (Gracula religiosa robusta) adalah burung yang hanya dapat kamu temukan di pulau Nias, Sumatera Utara Indonesia. Habitat alami dari Beo Nias (Gracula religiosa robusta) ini hidup di hutan-hutan basah, terutama bukit-bukit dataran rendah sampai dengan dataran tinggi 1000-2000 dpl. Wilayah persebaran alaminya burung ini adalah mulai dari Sri Lanka, India, Himalaya, ke timur hingga Filipina dan pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia. Beo Nias (Gracula religiosa robusta) memiliki ukuran tubuh dengan mencapai 40cm dan menjadi jenis burung beo yang paling besar diantara jenis beo lainnya lho! Sobat Kicauan. Mempunyai bulu yang cukup pendek dibagian kepalanya dimana terdapat sebuah garis melengkung berwana kuning di bagian belakang kepalanya. Hampir seluruh badan beo nias diselimuti bulu yang berwarna hitam kecuali di beberapa bagian sayapnya yang berwarna putih. Beo Nias ini merupakan hewan yang memakan berupa buah-buahan dan serangga-serangga kecil. Ada hal unik nih sobat Kicauan, Beo Nias ini berbeda dengan jenis burung beo lainnya adalah adanya sepasang gelambir cuping telinga yang berwarna kuning. Tahukah kamu sobat Kicauan jika Beo Nias ini tidak hanya mampu meniru ucapan anda, melainkan juga suara-suara lain yang didengarnya. Karena kecemerlanganya, burung ini menjadi identitas dari Provinsi Sumatera Utara.



3) Sumatera Barat (Kuau Raja)


“ku-wau” inilah suara yang dihasilkan dari burung ini selain mempunyai suara “ku-wau” burung yang bisa dikatakan besar dan mempuyai banyak mata pada bulunya ini disebut dengan burung Kuau Raja. Yap, benar banget sobat Kicauan ini adalah Kuau Raja (Argusianus argus) yang merupakan fauna identitas dari Provinsi Sumatera Barat. Burung kuau raja adalah salah satu burung yang langka. Ini semua dikarenakan oleh rusaknya habitat akibat kerusakan hutan, kebakaran hutan dan alih fungsi hutan. Selain itu perburuan yang dilakukan untuk mendapatkan daging dan bulu ataupun untuk diperdagangkan ikut menjadi ancaman bagi raksasa besar dengan serratus mata ini. Burung Kuau Raja (Argusianus argus) mempunyai ukuran besar. Burung jantan dewasa dapat mempunyai panjang hingga 2 meter (dari kepala sampai ekor), sedangkan burung kuau besar betina hanya sekitar 75 cm dengan ekor dan bulu sayap lebih pendek. Berat badannya mampu mencapai 10 kg. selain bulatan-bulan menyerupai mata pada bulunya, ciri khas lainnya burung ini adalah terdapatnya dua helai bulu ekor yang panjangnya hingga 1 meter. Bulu pada tubuh kuau raja berwarna dasar kecoklatan dengan bundaran-bundaran berwarna cerah serta berbintik-bintik keabu-abuan. Kulit disekitar kepala dan leher pada burung jantan biasanya tidak ditumbuhi bulu dan berwarna kebiruan. Pada bagian belakang burung betina terdapat bulu jambul yang lembut. Paruh berwarna kuning pucat dan sekitar lobang hidung berwarna kehitaman. Irismata berwarna merah. Warna kaki kemerahan dan tidak mempunyai taji. Habitat dari Kuau Raja (Argusianus argus) suka hidup di hutan primer di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter dpl. Kuau Raja (Argusianus argus) tersebar di Indonesia (sumatera dan Kalimantan), Thailand, Myanmar, Malaysia dan Brunei Darussalam.



4) Riau (Serindit)


“Dzi” itu adalah suara kicauan dari burung ini. Sobat Kicauan! Burung Serindit (Loriculus galgulus) adalah burung khas yang menjadi identitas fauna dari Provinsi Riau. Ini tidak terlepas dari budaya masyarakat Riau lho sobat Kicauan. Selain menjadi burung pemeliharaan favorit, burung Serindit ini telah dikenal dalam berbagai cerita rakyat dan menjadi lambang kearifan, kebijaksaan, keindahan, keindahan, keberanian, kesetian, kerendahan hati dari masyarakat Riau. Burung Serindit (Loriculus galgulus) ini mempunyai paruh bengkok berukuran kecil. Panjang tubuhnya hanya sekitar 12 cm dan berat 28 gram. Bulu pada tubuh dan sayap berwarna hijau muda dan tua dengan tungir dan ekor berwarna merah. Pada mahkotanya terdapat bercak berwarna biru sedangkan pada sekitar mantel terdapat bercak berwarna keemasan. Paruh berwarna hitam, mata coklat dan kaki jingga atau coklat. Burung betina serupa dengan burung jantan hanya saja warna bulunya lebih kusam dan tidak terdapat bercak merah pada tenggorokannya. Habitat dari Burung Serindit (Loriculus galgulus) tersebar meliputi seluruh pulau Sumatera, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, serta di ujung barat pulau Jawa (Banten). Selain di Indonesia tersebar pula Semenanjung Malaya (Singapura, Malaysia, dan Thailand) serta di Sabah, Serawak, dan Brunei Darussalam. Burung Serindit (Loriculus galgulus) ini hidup berkelompok, kita bisa melihat mereka terbang maupun bertengger dalam kelompok kecil. Kebiasaannya aktif memanjat dan berjalan di ranting pohon ketimbang terbang. Di samping itu, burung serindit terlihat sering menggantungkan badan ke bawah saat beristirahat. Makanan dari burung ini antara lain sayuran hijau, buah-buahan, padi-padian dan berbangai jenis serangga kecil.



5) Kepulauan Riau (Ikan Kakap Merah)


Ada hal yang berbeda dari fauna yang jadi identitas di Kepulauan Riau. Bagaimana tidak sobat Kicauan, biasanya fauna yang menjadi identitas sebuah provinsi biasanya adalah fauna yang langka. Melainkan fauna yang sebarannya cukup banyak khususnya di perairan Indonesia. Ikan kakap merah adalah ikan laut yang hidup secara berkelompok didasar-dasar karang atau terumbu karang. Dia memiliki bentuk tubuh bulat pipih dengan sirip memanjang. Ada pun jenis ikan kakap yang banyak ditemui di Indonesia adalah jenis kakap merah (L. Campechanus).  Ikan kakap merah merupakan fauna khas Provinsi Kepulauan Riau, sebab provinsi ini terdiri atas 96% lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan  usaha budidaya perikanan. 

Ikan kakap merah adalah salah satu jenis ikan kakap yang mempunyai sisik berwarna merah. Ikan ini menempati jumlah terbanyak dalam jenis ikan kakap yang banyak ditemui di perairan laut Indonesia dan menjadi salah satu favorit pemancing ikan  di Indonesia. Ikan kakap merah mempunyai badan memanjang melebar, gepeng kepala cembung, bagian bawah penutup insang bergerigi. Mempunyai gigi-gigi pada memanjang pada rahang tersusun dalam ban-ban, ada gigi taring pada bagian terluar rahang atas, sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3 lemah 8-9, termasuk ikan buas, makannya ikan kecil dan inverbrata dasar laut. Hidup menyendiri di daerah pantai sampai kedalaman 60 m, dapat mencapai panang 45-50 Cm. Warna bagian atas kemerahan/merah kekuningan, di bagian  bawah merah keputihan.. garis-garis kuning kecil diselingi warna merah pada bagian punggung di atas garis rusuk.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan komentar dan beri masukan yang positif. Terima kasih.

Twitter Facebook Favorites More