20 October 2017

33 Fauna Khas Provinsi di Indonesia (Part 2)

6) Jambi (Harimau Sumatera)


Sang predator yang terancam punah, siapa yang tidak mengenal hewan yang satu ini. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mempertahankanpopulasi mangsa liar yang ada dibawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga. Namun, sayangnya kenyataan miris. Bagaimana tidak sobat kicauan. Sang predator yang bernama Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) merupakan satu dari enam sub spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis ini terancam punah. Ini salah satu alasan mengapa jambi menetapkan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) menjadi fauna identitas atau hewan khas provinsinya. Bagaimana tidak, populasinya di alam bebas semakin menurun dari tahun ke tahun. Ini semua tidak terlepas dari hilangnya habitat secara tak terkendali, berkurangnya jumlah spesies mangsa, dan pemburuan. Habitat asli harimau ini berada di pulau Sumatera. Kucing besar ini mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan, dan banyak tinggal di banyak tempat yang tak di lindungi. Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) ini memiliki tubuh yang relative paling kecil dibandingkan  semua sub-spesies harimau yang hidup saat ini. Jantan dewasa bisa memilki tinggi hingga 60 cm dan panjang dari kepala hingga kaki mencapai 250 cm dan berat hingga 140 kg. sedangkan harimau betina memiliki panjang rata-rata 198 cm dan berat hingga 91 kg. warna kulit harimau Sumatera merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga orange tua.



7) Sumatera Selatan (Ikan Belida)


Nah lanjut ke Sumatera Selatan. Ada Ikan Belida yang menjadi fauna identitas dari Kota yang dikenal sebagai Bumi sriwijaya. Ikan belida atau ikan lopis ini diambil dari salah satu nama sungai yang terdapat di Sumatera Selatan sebagai tempat habitatnya. Di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah ikan belida disebut ikan pipih karena bentuk badannya yang pipih. Ikan ini merupakan bahan baku untuk membuat “kemplang” lho sobat kicauan. Nah, hal yang perlu sobat kicauan tahu nih. Kalau dulu ikan ini juga dipakai lho untuk pembuatan pempek. Namun, sekarang sudah di ganti dengan ikan tenggiri. Nah tahukah sobat kicauan bagaimana sih deskripsi fisik dari ikan belida ini? Berikut ini adalah deskripsinya: Bentuk ikan ini adalah berbadan pipih dengan kepala kecil. Bentuk kepala dekat punggung cekung. Bungkuk dibagian tengkuk dan memiliki sisik kecil-kecil. Rahang semakin panjang sesuai dengan meningkatnya umur sampai jauh melampaui batas belakang mata. Sisik pasa penutup insang terdapat 20 – 22 baris. Berwarna agak kelabu dibagian punggung dan agak putih keperakan di bagian perut. Pola warna bervariasi sesuai dengan fasenya. Panjang maksimum kurang lebih 875 mm dan berat tubuh dapat mencapai 15 kg. Belida Betina memiliki sirip perut relatif pendek dan tidak menutup bagian urogenital, alat kelamin berbentuk bulat. Ketika birahi (matang gonad), bagian perut membesar dan kelamin memerah. Belida Jantan memiliki sirip perut lebih panjang dan menutup bagian urogenital, alat kelamin berbentuk tabung, ukuran lebih kecil daripada betina. Nah, untuk habitat dan penyebarannya . Ikan belida hidup di air tawar terutama di daerah banjir dan sungai. Dapat berkembang pada tempat-tempat kurang dari 30 meter dari permukaan laut. Ikan Belida bisa dijumpai di Malaysia, dan Thailand. Di Indonesia meliputi pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Di Sumatera Selatan khususnya di daerah Ogan Komering llir, Ogan Komering Ulu, Muara Enim, Musi Banyuasin, Mursi Rawas, Kodya Palembang dan sebagian kecil daerah Kabupaten Lahat.



8) Bangka Belitung (Mentilin)


Yuk kenalan dengan Mentilin si fauna identitas Provinsi Bangka Belitung. Bernama latin Tarsius bancanus ini tersebar di Indonesia (Pulau Kalimantan, Sumatera, dan pulau-pulau sekitar seperti Bangka, Belitung, dan Karimata), Malaysia (Sabah dan Serawak) dan Brunei Darussalam. Mentilin ini mempunyai panjang tubuh sekitar 12-15 cm dengan berat tubuh sekitar 128 gram (jantan) dan 117 gram (betina). Bulu tubuh (Tarsius bancanus)  berwarna cokelat kemerahan hingga abu-abu kecoklatan. Mentilin (Tarsius bancanus) merupakan binatang karnivora. Makanannya terutama adalah serangga seperti belalang, kumbang, kupu-kupu, belalang sembah, semut, dan jangkrik. Mentilin tergolong binatang nocturnal yang banyak beristirahat pada siang hari pada dahan-dahan kecil dengan ketinggian 3 hingga 5 meter dari permukaan tanah dan baru bangun untuk beraktifitas saat menjelang malam tiba.



9) Bengkulu (Beruang Madu)


Beruang madu yang mempunyai nama latin Helarctos malayanus ini merupakan fauna identitas dari Provinsi Bengkulu. Beruang madu ini adalah salah satu jenis beruang kecil diantara jenis beruang yang ada di dunia. Panjang tubuhnya 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat berkisar 50-65 kg. mempunyai kuku yang panjang digunakan untuk memanjat pohon-pohon yang berbatang lurus dan tinggi dengan cepat dan mudah. Beruang madu berwarna hitam, dengan sedikit blu yang keputih-putihan atau kuning yang berbentuk “V” didadanya: Moncongnya berwarna lebih cerah dari warna badannya. Beruang madu senang hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder, dan sering juga di lahan-lahan pertanian. Nah, sobbat kicauan untuk penyebaran dari beruang madu ini mencakup Sumateraa dan Kalimantan serta Semenanjung Malaya, Indocina, Cina Selatang dan Burma. Sesuai namanya Beruang madu, makanan yang paling disukainya adalah sarang lebah (anak beserta madunya). Selain itu beruang madu juga pemakan segalanya atau omnivora yang antara lain binatang-binatang kecil, burung, ayam, buah-buahan dan daun-daun tertentu terutama pucuk-pucuk palem. Namun sayangnya, beruang madu terancam punah karena berkurangnya habitat mereka dan akibat perburuan liar, baik untuk diambil dagingnya atau kepentingan medis. Banyak orang china percaya bahwa bagian-bagian beruang madu memiliki kekuatan menyembuhkan yang spesial.



10) Lampung (Gajah Sumatera)


Hey sobat kicauan, yuk kenali si hewan yang mempunyai belalai ini sebagai fauna identitas dari Provinsi Lampung. Yups, kamu benar sobat kicauan. Ini dia Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) ini merupakan sub spesies dari gajah asia. hewan cerdas ini memiliki ukuran otak lebih besar dibandingkan dengan mamalia lainnya. Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) jantan memiliki gading yang lebih pendek di kelasnya, sementara Gajah Betina Sumatera mempunyai keunikan lho sobat kicauan yaitu memiliki gading yang sangat pendek. Jika sobat kicauan melihat sekilas, akan tampak seorang gading itu tersembunyi di balik bibir atasnya. Hewan yang hidup berkelompok ini memiliki habitat seoerti hutan rawa gambut, hutan dataran rendah dan hutan hujan pegunungan rendah. Mereka menyukai hutan yang ditumbui pepohonan yang lebat, selain dapat dijadikan tempat berteduh untuk menstabilkan shu tubuh saat cuaca panas, juga karena membutuh suplai makanannya. Sayangnya, Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis)masuk dalam daftra hewan yang terancam punah. Hal ini disebabkan aktivitas pembalakan liar, penyusutan da fragmentasi habitat serta pembunuhan atau pemburuan untuk diambil gadingnya. Nah itu dia Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) yang menjadi fauna identitas Provinsi Lampung.



11) Banten (Badak Jawa)


Bernama latin (rhinoceros sondaicus sondaicus) atau sering kita sebut sebagai badak jawa. Hewan yang menjadi fauna identitas Provinsi Banten ini merupakan salah satu mamalia besar terlangka di dunia yang ada diambang kepunahan. Satu-satunya habitatnya adalah di ujung kulon untuk badak jawa ini karena populasi lain dari badak jawa yang berada di Vietnam telah dinyatakan punah. Nah tahukah kamu sobat kicauan bagaimana deskripsi fisik dari hewan satu ini. Berikut adalah deskripsi fisiknya: Cula kecil dengan panjang sekitar 25 cm untuk badak jantan sementara badak betina hanya memiliki cula kecil atau tidak sama sekali. Berat badan antara 900 – 2.300 kg, dengan panjang badan 2 – 4 meter dan tinggi 1.7 meter. Berwarna abu-abu dengan tekstur kulit yang tidak rata dan berbintik. Badak jantan mencapai fase dewasa setelah 10 tahun, sementara betina pada usia 5 sampai 7 tahun dengan masa mengandung selama 15 – 16 bulan. Bagian atas bibirnya meruncing untuk mempermudah mengambil daun dan ranting. Sayangnya hewan satu ini mempunyai ancaman terbesar lho sobat kicauan. Apa aja sih ancamannya berikut adalah ancama bagi populasi dari badak jawa: berkurangnya keragaman genetis, hal ini menyebabkan dapat memperlemah kemampuan spesies ini dalam menghadapi wabah penyakit atau bencana alam (erupsi gunung berapi dan gempa). Degradasi dan hilangnya habitat adalah ancaman lain bagi populasi badak Jawa karena meningkatnya kebutuhan lahan sebagai akibat langsung pertumbuhan populasi manusia. Pembukaan hutan untuk pertanian dan penebangan kayu komersial mulai bermunculan di sekitar dan di dalam kawasan lindung tempat spesies ini hidup.



12) DKI Jakarta (Elang Bondol)


Elang Bondol yang mempunyai nama latin Haliastur Indus ini adalah maskot atau fauna identitas dari Ibu Kota DKI Jakarta. Hewan ini adalah salah satu jenis elang yang hanya ada di kepulauan Seribu, Jakarta. Tahukah kamu sobat kicauan kenapa Elang Bondol? Ini bermula dari keputusan Gubernur No.1796 Tahun 1989. Gubernur Ali Sadikin menetapkan elang berwarna coklat dan berkepala putih dengan posisi bertengger pada sebuah ranting sambal mencengkram salak condet sebagai maskot Jakarta. Makanan dari Elang Bondol berupa kepiting, anak ayam, serangga dan mamalia kecil. Elang Bondol (Haliastur Indus) ini merupakan burung migran yang juga terdapat di Australia, India, Cina Selatan dan Filipina. Jakarta merupakan salah satu tempat persinggahan tetap burung yang mampu terbang hingga ketinggian 3000 meter ini. Sayangnya, maskot yang terlihat gagah ini justru sedang terancam punah. Populasi Elang Bondil semakin berkurang karena perdagangan satwa illegal dan rusaknya habitat wilayah rawa di Jakarta. Elang Bondol berukuran sedang 45 cm, berwarna putih dan cokelat pirang. Ketika remaja, seluruh tubuh berwarna kecokelatan dengan coretan pada dada. Warna cokelat mulai berubah menjadi putih keabuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga. Ketika menjadi burung dewasa, bagian kepala, leher dan dada berwarna putih, sedangkan sayap, punggung, ekor dan perut berwarna cokelat terang, sangat kontras dengan bulu primernya yang berwarna hitam.

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan komentar dan beri masukan yang positif. Terima kasih.

Twitter Facebook Favorites More